Rabu, 10 Juni 2009


MASMUR MAWAR (hlm. 79-80)

Kita muliakan nama Tuhan.
Kita muliakan dengan segenap mawar.
Kita muliakan Tuhan yang manis,
indah, dan penuh kasih sayang.
Tuhan adalah serdadu yang tertembak.
Tuhan berjalan di sepanjang jalan becek
sebagai orang miskin yang tua dan bijaksana
dengan baju compang-camping
membelai kepala kanak-kanak yang lapar.
Tuhan adalah Bapa yang sakit batuk
Dengan pandangan arif dan bijak
membelai kepala para pelacur.
Tuhan berada di gang-gang gelap
Bersama para pencuri, para perampok
dan para pembunuh.
Tuhan adalah teman sekamar para penjinah.
Raja dari segala raja
adalah cacing bagi bebek dan babi.
Wajah Tuhan yang manis adalah meja perjudian
yang berdebu dan dibantingi kartu-kartu.
Dan sekarang saya lihat
Tuhan sebagai orang tuarenta
tidur melengkung di trotoir
batuk-batuk kerna malam yang dingin
dan tangannya menekan perutnya yang lapar.
Tuhan telah terserang lapar, batuk, dan selesma,
menangis di tepi jalan.
Wahai, ia adalah teman kita yang akrab!
Ia adalah teman kita semua: para musuh polisi.
Para perampok, pembunuh, penjudi,
pelacur, penganggur, dan peminta-minta.
Marilah kita datang kepadaNya ———
kita tolong teman kita yang tua dan baik hati.

Tidak ada komentar: